IMPLEMENTASI INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) SNORT SEBAGAI SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN WHATSAPP DAN TELEGRAM SEBAGAI MEDIA NOTIFIKASI
DOI:
https://doi.org/10.51903/jtikp.v14i2.726Keywords:
Intrusion Detection System (IDS), WhatsApp, Telegram, Network Development Life Cycle (NDLC), IDS Snort, serangan jaringan.Abstract
Intrusion Detection System (IDS) adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mendeteksi serangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak sah pada sebuah jaringan. Namun, beberapa sistem IDS yang ada saat ini memiliki kekurangan dalam memberikan notifikasi kepada administrator jika terjadi serangan, terkadang administrator mungkin tidak dapat memantau jaringan setiap saat. Hal ini dapat menyebabkan serangan yang tidak terdeteksi pada jaringan dan memberikan celah bagi peretas untuk mengambil kendali atas sistem. Oleh karena itu, perlu adanya Implementasi IDS menggunakan WhatsApp dan Telegram sebagai Media Notifikasi untuk memastikan keamanan jaringan yang lebih baik dan efektif. Network Development Life Cycle (NDLC) adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan atau merancang sistem jaringan komputer. Metode ini memungkinkan pemantauan terhadap sistem yang sedang dirancang atau dikembangkan agar dapat mengetahui kinerjanya dengan lebih baik, Metode NDLC terdiri dari 6 (enam) tahapan yaitu Analysis, Design, Simulation Prototype, Implementation, Monitoring dan Management. Setelah dilakukan pengujian, disimpulkan bahwa IDS Snort dapat mengidentifikasi dan mendeteksi berbagai serangan, seperti ping attack (ICMP Traffic), Port Scanning, serta DOS/DDOS UDP Flooding yang ditujukan ke server berdasarkan rules IDS yang dibuat dan juga bash shell mampu merekam dan mengirimkan pesan alert ketika terjadi serangan melalui WhatsApp dan Telegram. Jumlah pesan alert yang terkirim berbeda tergantung pada jenis serangan, durasi serangan dan juga media notifikasi yang digunakan.